Minggu, 24 November 2013

Sejarah Dan Waktu






SEJARAH DAN PROBLEM KEKINIAN


Sejarah ialah ilmu tentang waktu. Pada umumnya ilmu sosial lain seperti sosiologi akan membicarakan tentang masyarakat, diantaranya pelapisan masyarakat, ilmu politik juga akan membicarakan masyarakat, namun lebih cendrerung kepada aspek kekuasaan. Sedangkan antopologi membicarakan masyarakat diantaranya soal kebudayaan. Sejarah juga membicarakan tentang masyarakat, namun ditinjau dari segi waktu, jadi sejarah ialah ilmu tentang waktu.¹
Dalam kajian tentang waktu, akan terjadi empat hal, yaitu:
(1)   Perkembangan: Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk ke bentuk lain. Biasanya masyarakat akan berkembang dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks
(2)   Kesinambungan: Kesinambuangan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Dikatakan bahwa pada mulanya kolonialisme adalah kelanjutan daripada patrimonialisme. Sebagai contoh dalam hal sewa tanah Belanda mendapatkn tenga kerj, karena demikianlah  yang teah diberlakukan oleh raja-raja pribumi pada rakyatnya. 
(3)   Pengulangan: Pengulangan terjadi ila peristiwa yang pernh terjadi masa lalu terjadi lagi. Misalnya Demonstrasi besar oleh mahasiswa untuk menggulingkan pemerintaha terjadi pada tahun 1965, dan hal itu teruang pada tahun 1998.

(4)   Perubahan: Terjadi bila masyarakat mengalami pergeseran, sama dengan perkembangan.  Tetapi, asumsinya adalah perkembagan secara besar-besaran dan dalam waktu yang singkat. Biasanya,perubahan terjadi karena pengaruh dari luar.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka kita dapat menelaah lebih jauh mengenai penulisan sejarah dan problem kekinian. Setiap penulisan sejarah dilakukan oleh sejarawan yang menghayai hidup pada suatu masa tertentu yang baginya merupakan masa kini (contemporary). Hidup pada masa kini memang tidak dapat dipungkiri kita akan terkurung dan ditandai oleh jiwa zaman, gaya hidup serta pandangan dunia yang sedang dominan. Kemudian hal itu akan dibudidayakan oleh individu melalui proses pelembagaan dan mempengaruhi alam pemikiran mereka sebagian atau sepenuhnya.
Proses atau peristiwa diatas dapat diibaratkan apabila kita berdiri di suatu tempat tertentu, maka pandangan atau prespektif yang akan muncul dari kita adalah sangat ditentukan oleh titik pendirian kita. Disisi lain cakrawala fisik sangat tergantung atau ditentukan oleh titik pendirian fisik, sehingga cakrawala intelektual dipengaruhi pula oleh titik pendirian zaman. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam mempelajari ciri penulisan sejarah yang terus berkembang pada setiap zamannya, dapat dilihat kecuali substansi atau isinya, didalam penulisan itu pastilah akan tersirat pandangan penulis yang mencerminkan zamannya (Zeitgebundenheit) karena mereka pastilah akan terikat pada zaman itu. Jadi pengkajian pengkajian historiografi dapat mengungkapkan jiwa zaman atau subjektivitas zaman sejarawan itu sendiri. Lagi pula, historiografi mengungkapkan tidak hanya pandangan sejarawan tetapi juga cakrawala intelektualitasnya terhadap sejarah, masyarakat, serta dunia hidup pada umumnya.
            Adalah suatu kenyataan bahwa suatu pandangan sejarah dari zaman tertentu sangat mempengaruhi penggambaran sejarah dari zaman-zaman sebelumnya. Sebagai contoh, hal ini dapat kita lihat dalam historiografi Indonesia. Pada masa perumusan sejarah nasional, penulisan menegnai sejarah Kesultanan Buton sangatlah minim karena dianggap sebagai antek atau sekutu VOC, naamun hal itu sangat berbeda ketika sekarang banyak sejarawan mulai menggali tentang sejarah Kesultanan Buton dari sisi peran mereka terhadap jalur perdagangan dan pelayaran samudra karena pada kenyataannya memiliki peranan yang cukup besar. Dari hal itu, maka sangatlah jelas, bahwa problem masa kini sangat mempengaruhi penulisan sejarah. Benedetto Croe yang dimuat dalam bukunya Sartono Kartodirjo mengatakan “Setiap sejarah yang benar adalah sejarah masa kini”. Secara implisit tercantum kenyataan bahwasannya setiap penulisan sejarah mau tidak mau akan dilakukandalam kerangka pemikiran zamannya.
            Dalam hal lain, sebaliknya beberapa pandangan tentang masa kini juga di tentukan oleh proses perkembangan sejarah sebelumnya serta menghasilkan jiwa zaman masa kini itu. Hal ini dapat dilihat dari bebrapa kasus yang terjadi pada masa kini yang menjadi kerisauan bebrapa sejarawan, misalkan tentang sebarapa jauh dampak komersialisasi dan modernisasi di pelbagai bidang pada birokrasi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu dilakukan kajian mengenai masalah-masalah yang terjadi pada masa lampau karena tentunya sangat mempengaruhi pola skehidupan sekarang. Misalnya terjadi kasus para Perengkat Desa menutut diangkat menjadi PNS, mengapa hal itu terjadi? Secara otomatis kita akan mencari tahu bagaimana sistem gaji pada masa lampau terhadap para Perangkat Desa, dan apabila sistem itu dirubah maka akan berdampak apa pada mereka.
            Dari berbagai penjelasan diatas, maka seorang sejarawan akan memerlukan sebuah atau adanya historical-mindedness, yaitu suatu kemampuan untuk menempatka suatu gejala sejarah sesuai dengan suasana iklim kebudayaan masanya sehingga dapat dihindari kesalahan yang disebut anakronisma ataupun mencampurbaurkan zaman suatu gejaladengan zaman lain. Kemudian menjadi salah stu fungsi sebuah historiografi untuk menetapkan identitas kelompok serta selanjutnya melegitimasikan kedudukannya haruslah dengan membawa situasi tersebut yang berpangkal pada masa kini dan melacak melalui sejarah masa lampau.2
Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas, maka dapat kita simpulkan bersama bahwasannya sebuah Sejarah sangat dipengaruhi oleh problematika masa kini, melalui perkembangan pola pikir dan cakrawala intelektualitas sejarawan masa tersebut. Disisi lain juga perkembangan permasalahan ataupun peristiwa masa kini juga dipengaruhi beberapa proses masa lampau, sehingga diperlukan kemampuan menempatkan suatu gejala sejarah sesuai zamannya dari seorang sejarawan untuk menghindari sebuah kerancuan dalam konsep penulisan sejarah.

 

¹ Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah: (Bentang, 2000), pp.12 - 15.
² Sartono Kartodirdjo,Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992),     pp.70

Jumat, 22 November 2013

History Is An Act Of Spirit

History Is An Act Of Spirit


            Sudah selayaknya kita tahu betapa sejarah memang mempunyai unsur-unsur subjektifitas dalam penulisannya. Hal ini tidak lain sejarah memuat unsur-unsur dan isi subjek sang pengarang atau penulis. Baik pengetahuan maupun gambaran sejarah adalah hasil penggambaran atau rekonstruksi dari pengarang, maka mau tidak mau akan memuat sifat-sifatnya, gaya bahasanya, struktur pemikirannya, pandangannya dan lain sebagainya.¹ Oleh karena itu sejarah dapat dikatakan sebagai sebuah aksi dari semangat seseorang untuk menuliskan ide dan menyalurkan semangat atau ide tersebut kepada orang lain.          
            Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruk, ialah bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan atau unit yang mencakup fakta-fakta terangkainakan untuk menggambarkan suatu gejala sejarah, baik proses maupun struktur. Untuk lebih jelas mengenai history is an act of spirit, maka dapat dilihat dari beberapa kegunaan sejarah, diantaranya:

1.Kegunaan edukatif
            Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah. Belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya.manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. kesalahan pada masa lampau, baik kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari.
            Sementara itu, pengalaman yang baik justru harus ditiru dan dikembangkan. dengan demikian, manusia dalam menjalani kehidupannya tidak berdasarkan coba-coba saja (trial and error), seperti yang dilakukan oleh binatang. Manusia harus berusaha menghindari kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.




2.Kegunaan inspiratif
            Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. belajar dari kebangkitan nasional yang dipeloporii oleh bedirinya organisasi perjuangan yangmodern di awal abad ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional ang ke2. Pada kebangkitan nasional yang pertama, bangsa indonesia berusaha merebut kemerdekaan yang sekarang ini sudah dirasakan hasilnya. untuk mengembangkan dan mempertahankan kemerdekaan , bangsa indonesia ingin melakukan kebangkitan nasional yang ke-2 , dengan bercita-cita mengeajar ketertionggalan dari bangsa asing. bangsa indonesia tidak hanya ingin merdeka, tetapi juga ingin menjadi bangsa yang maju, bangsa yang mampu menyejahterakan rakyatnya. untuk itu, bangsa indonesia harus giat menguasai IPTEK karena melalui IPTEK yang dikuasai, bangsa indonesia berpeluang menjadi bangsa yang maju dan disegani, serta daapat ikut serta menjaga ketertiban dunia.


3.Kegunaan rekreatif
            Kegunaan sejarah yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. gaya penulisan yanghidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu “menghipnotis” pembaca. pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari seajarawan. konsekuensi rasa senang dan daya taraik penulisan kisah sejarah tersebut membuat pembaca menjadi senang. membaaca menjadi media hiburan dan rekreatif. membaca telah menjadi ibagian dari kesenangan. membaca tealah dirasakan sebagai suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif. Pembaca dalam mempelajari hasil penulisan sejarah tidak hanya merasa senang layaknya membaca novel, tetapi juga dapat berimajiasi ke masa lampau. disini peran sejarawan dapat menjadi pemandu (guide). orang yang ingin melihat situasi suatu daerah di masa lampau dapat membacanya dari hasil tulisan para sejarawan.

Kesimpulan
            Dari uraian mengenai kegunaan ataupun manfaat sejarah diatas, maka dapat disimpulkan bahwasannya history is an act of spirit dapat diartikan sebagai keinginan seorang sejarawan yang menulis sebuah cerita yang inspiratif guna mengemnabangkan semangat pergerakan atau memunculkan pergerakan hati dari si pembaca maupun si penulis melalui Hitorigrafi.

 ¹ Sartono Kartodirdjo,Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992),     pp.14.

Selamat Belajar Sejarah Mas Browww...